MERDEKAZONE.COM – LAMONGAN, – Di tengah semangat pembangunan infrastruktur olahraga nasional, persoalan klasik pembayaran tenaga kerja kembali mencuat. Sejumlah mandor proyek pembangunan Stadion Surajaya Lamongan—yang baru saja diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada Maret 2025—mengaku belum menerima pelunasan atas pekerjaan yang telah rampung.
Sedikitnya 26 mandor, yang memimpin ratusan hingga ribuan pekerja konstruksi di proyek tersebut, menyatakan bahwa PT. Wika Karya Bangunan Gedung selaku kontraktor pelaksana belum membayar sisa upah kerja. Nilainya pun fantastis. Salah satu mandor, Samijan, mengaku belum menerima pembayaran sebesar Rp 670 juta.
“Ada juga mandor lain yang belum dibayar Rp 500 juta, Rp 800 juta, bahkan ada yang mencapai Rp 1 miliar. Padahal stadion sudah selesai dan diresmikan Presiden sejak tiga bulan lalu,” kata Samijan, Sabtu (28/6).
Ia menjelaskan bahwa keterlambatan ini berdampak langsung pada kehidupan para pekerja lapangan. “Kami ditagih setiap hari. Pekerja butuh makan, butuh bayar utang, sementara kami tidak bisa menjawab karena belum menerima hak kami,” ujarnya.
Samijan bersama rekan-rekannya berencana mengadukan persoalan ini secara resmi ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lamongan dan, jika perlu, ke Kementerian Ketenagakerjaan RI.
“Kami berharap negara hadir. Kami ikut membangun stadion berstandar FIFA ini dengan keringat dan tenaga kami. Sekarang kami minta keadilan,” tegasnya.
Sebagai informasi, Stadion Surajaya Lamongan adalah salah satu dari 17 stadion yang dibangun atau direnovasi secara nasional oleh Kementerian PUPR. Namun berbeda dari lainnya, stadion ini dibangun ulang dari nol dengan nilai proyek mencapai Rp 281,36 miliar, dimulai Maret 2024 dan selesai pada Februari 2025.
Meski diresmikan secara virtual oleh Presiden Prabowo Subianto pada 17 Maret 2025 bersama stadion-stadion lain secara nasional, kisah di balik pembangunan ini menyisakan persoalan pelik di tingkat akar rumput: nasib para pekerja yang belum mendapatkan haknya. (CT)