Diduga Hanya Dijadikan Ceremony Program Pemkab Lamongan, Warga Sesalkan Banyak Warung LA yang Tutup

Caption Foto: Yak Widhi (tengah) bersama dua rekannya saat berada di Warung LA di Desa Sukobendu Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan

MERDEKAZONE.COMLAMONGAN, Warung Lamongan yang menjadi program UMKM yang digalahkan oleh pemkab Lamongan, kini mengalami mati suri. Seperti diistilahkan hidup enggan mati tak mau. Namun realitanya hampir disemua desa banyak yang tutup, bahkan mendekati gulung tikar.

Saat itu, Pemerintah Kabupaten Lamongan telah menggelontorkan anggaran yang bisa dibilang cukup banyak untuk membangun Warung LA yang bisa diperuntukkan untuk menjual hasil karya dan barang yang diproduksi oleh pelaku UMKM dimasing-masing desa.

Yak Widhi, salah soerang warga Lamongan menyayangkan banyaknya Warung LA yang gulung tikar. Ia pun turut mempertanyakan kebijakan Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam merawat program dari Bupati sebelumnya.

“Pemerintah seharusnya mempertimbangkan banyak hal terkait program Warung Lamongan. Bukan hanya maunya nanam, namun lupa menyiram, memupuk dan melakukan penyemprotan jika banyak hama yang menyerang tanamannya,” ucap Yak Widhi pada Kamis (03/04).

Yak Widhi yang dikenal sangat kritis terhadap kebijakan Pemerintah Daerah juga menilai bahwa faktor pembinaan dan pengawasan terhadap program Warung LA menurutnya sangat minim.

“Pemkab Lamongan seharusnya juga melakukan pengawasan dan pembinaan kepada desa yang sudah mendapat program tersebut. Termasuk membuat regulasi yang memihak pengusaha kecil menengah. Agar jalan pertumbuhan ekonomi yang berbasis kerakyatan di Lamongan bisa tumbuh dengan baik dan subur. Bukan malah membuka selebar lebarnya para pengusaha besar menguasai ekonomi masyarakat Lamongan,” terangnya.

Selain peran Pemkab, ia juga mempertanyakan peran Legeslatif selaku wakil rakyat juga harus melakukan perannya. Memonitoring, bahkan jika perlu memanggil pihak-pihak terkait guna dimintai keterangan.

“Kenapa Warla Warla yang sudah dibuat banyak yang tidak operasi dan mengalami mati suri,” cetusnya.

Selain Yak Widhi, Zainuri selaku sebagai warga masyarakat Lamongan ikut berkomentar terhadap matinya Warung LA.

Zainuri pun berharap ada audit lebih lanjut dalam pelaksanaan penggunaan anggaran untuk Warung LA.

“Dana yang digelontorkan dalam pembuatan Warla ini bila perlu harus diaudit. Apakah benar pembelanjaan yang dilakukan berdasarkan realita yang ada dilapangan. Jangan sampai uang pajak rakyat tersebut menjadi sia-sia dan merugikan masyarakat Lamongan,” tegasnya.

Dia sangat menyesalkan jika niat baik yang dilakukan oleh Pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan tidak dimanfaatkan dengan baik dan tepat.

Upaya yang sebelumnya dibangun menurutnya sudah sangat baik, namun yang tak kalah penting ialah mempertahankan eksistensi dari Warung LA sendiri.

Bahkan, ia mengungkapkan bahwa adanya Warung LA saat itu dirasa sangat bisa mendongkrak kreatifitas warga lokal dalam membuat produk UMKM yang khas, namun dalam perjalananya dirasa kurang dukungan lebih lanjut.

“Semoga niat baik dalam usaha peningkatan ekonomi kerakyatan di Lamongan ini tidak disalah gunakan. Keberadaanya perlu di kelola oleh tenaga profesional dan yang bersedia bertanggung jawab. Jangan sampai unsur yang cenderung nepotisme ini justru merugikan banyak pihak,” pungkasnya. (IL)

Array
Related posts
Tutup
Tutup